Memiliki telepon selular cerdas semacam Blackberry memang menyenangkan bagi sebagian orang. Dengan Blackberry, aktivitas berkirim email, chatting, hingga berselancar di internet bisa dilakukan bersamaan, kapan saja, dan di mana saja.
Namun, tahukah Anda, di balik kemudahan yang diberikan, karakter Blackberry yang mampu membuat penggunanya melakukan sejumlah hal dalam waktu bersamaan (multitasking), itu justru berisiko melemahkan kerja memori di otak.
Hal itu terungkap melalui sebuah penelitian tentang kemampuan otak untuk membentuk kenangan yang dilakukan sejumlah ahli syaraf dari New York University (NYU), Amerika Serikat.
Penelitian dilakukan melalui proses pemindaian otak terhadap 16 wanita dan 16 pria berusia 22-34 tahun. Para peneliti menyuguhi sejumlah gambar kepada seluruh partisipan. Sesaat kemudian, mereka mengajukan pertanyaan seputar gambar itu kepada seluruh partisipan.
Partisipan yang banyak pikiran dan terbiasa melakukan sejumlah hal dalam waktu bersamaan atau diselang-seling (multitasker) tidak bisa mengingat dengan baik gambar yang sebelumnya ditunjukkan. Dengan kata lain, partisipan yang membiarkan otaknya 'istirahat' memiliki daya ingat lebih tinggi.
"Data kami menunjukkan bahwa jika Anda tidak membiarkan otak beristirahat, biayanya akan 'mahal', karena menghalangi kemampuan otak untuk mengonsolidasikan memori, " kata Lila Davachi, Asisten Profesor dari Departemen Psikologi dan Pusat Syaraf NYU seperti dikutip dari laman MSNBC.
Davachi mengatakan, seorang multitasker seperti terlihat pada para pemegang Blackberry dewasa ini cenderung memaksa otak terus bekerja. Mereka yang tidak pernah lepas memainkan ponsel pintarnya seolah tidak memberi kesempatakn otaknya 'istirahat' untuk memperbaiki sel-sel yang rusak.
Kondisi terus membuat mereka cenderung memiliki daya konsentrasi yang buruk dan mudah stres. Jadi, belajarlah menggunakan ponsel pintar dengan bijak agar memori Anda tetap bekerja dengan baik.
Namun, tahukah Anda, di balik kemudahan yang diberikan, karakter Blackberry yang mampu membuat penggunanya melakukan sejumlah hal dalam waktu bersamaan (multitasking), itu justru berisiko melemahkan kerja memori di otak.
Hal itu terungkap melalui sebuah penelitian tentang kemampuan otak untuk membentuk kenangan yang dilakukan sejumlah ahli syaraf dari New York University (NYU), Amerika Serikat.
Penelitian dilakukan melalui proses pemindaian otak terhadap 16 wanita dan 16 pria berusia 22-34 tahun. Para peneliti menyuguhi sejumlah gambar kepada seluruh partisipan. Sesaat kemudian, mereka mengajukan pertanyaan seputar gambar itu kepada seluruh partisipan.
Partisipan yang banyak pikiran dan terbiasa melakukan sejumlah hal dalam waktu bersamaan atau diselang-seling (multitasker) tidak bisa mengingat dengan baik gambar yang sebelumnya ditunjukkan. Dengan kata lain, partisipan yang membiarkan otaknya 'istirahat' memiliki daya ingat lebih tinggi.
"Data kami menunjukkan bahwa jika Anda tidak membiarkan otak beristirahat, biayanya akan 'mahal', karena menghalangi kemampuan otak untuk mengonsolidasikan memori, " kata Lila Davachi, Asisten Profesor dari Departemen Psikologi dan Pusat Syaraf NYU seperti dikutip dari laman MSNBC.
Davachi mengatakan, seorang multitasker seperti terlihat pada para pemegang Blackberry dewasa ini cenderung memaksa otak terus bekerja. Mereka yang tidak pernah lepas memainkan ponsel pintarnya seolah tidak memberi kesempatakn otaknya 'istirahat' untuk memperbaiki sel-sel yang rusak.
Kondisi terus membuat mereka cenderung memiliki daya konsentrasi yang buruk dan mudah stres. Jadi, belajarlah menggunakan ponsel pintar dengan bijak agar memori Anda tetap bekerja dengan baik.