Menjadi sebuah keharusan untuk memulai segala sesuatunya dari lingkup terkecil. Keluarga akan menjadi ladang pembelajaran terdekat untuk anak belajar apa yang baik dan apa yang semestinya dihindari akan akibat buruk. Menghirup udara yang terbebas dari asap rokok adalah hak bagi setiap anggota keluarga, tak terkecuali anak. Mereka akan bisa dengan mudah menjadi perokok pasif. Akibat dari perokok pasif bagi anak-anak juga disebutkan antara lain infeksi saluran pernapasan, asma hingga meningitis. Menurut pernyataan yang pernah dirilis oleh Futurity.org, perokok pasif kemungkinan mencapai 90 persen menjadi perokok aktif bila tinggal bersama keluarga yang terbiasa merokok.
Membiarkan hal ini terjadi jelas bukan tindakan yang bisa ditolerir. Kita masih membutuhkan pahlawan yang berani secara tegas menolak kehadiran rokok. Pihak Departemen Kesehatan beberapa hari yang lalu juga mengajak masyarakat Indonesia hidup sehat dengan pesan iklan olahraga nya serta merilis pernyataan terkait rokok dan kaum ibu. Kaum ibu didorong untuk bisa menjadi palang pintu utama yang mampu menolak kehadiran rokok dalam lingkup keluarga. Dengan kemampuannya, sang ibu bisa menyelamatkan keluarga dengan melakukan 3 hal :
1. Mengontrol belanja keluarga dengan menutup celah dimungkinkannya konsumsi rokok.
2. Menghindari kemungkinan merokok di dalam rumah dengan meniadakan keberadaan asbak agar siapapun enggan merokok di dalam rumah.
3. Membiasakan pola hidup sehar dengan ajakan berolahraga dan mengingatkan pentingnya kesehatan sebagai prasyarat keberhasilan aktifitas keseharian.
Dengan rujukan ini keluarga bisa menjadi pemberi solusi tersktruktur demi tujuan yang lebih besar, yakni dunia tanpa rokok.
Info terkait - iklan olahraga