Persaingan bisnis sewa kendaraan bermotor di Tanah Alr semakin ketat dan mengarah pada perang tarif, seiring dengan banyaknya pemain baru yang menggarap potensi bisnis Jasa dan ditopang oleh kondisi ekonomi yang membaik.
"Persaingan bisnis sewa mobil semakin tidak sehat dan ada kecenderungan untuk membanting tarif, terutama pada pemain bisnis skala kecil [rumahan]," ungkap Pongki Pamungkas, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Sewa Kendaraan Indonesia.Akan tetapi, sambungnya, seleksi alam yang akan menentukan. Jika mereka banting tarif, tentu nantinya akan mempengaruhi perawatan, delivery service ke konsumen dan sebagainya. Dia selalu mengingatkan anggota asosiasi untuk menghitung struktur biaya yang benar.
Dia menjelaskan penggunaan mobil dari operator sewa semakin meningkat. Kue membesar, tetapi pemain tambah banyak. Pertumbuhan bisnis untuk pemain skala besar diperkirakan 6% -7%, untuk pemain kecil bisa mencapai 10%-20%.
Menurut dia, aktivitas sektor rill yang bergairah terutama dari sektor pertambangan, perkebunan, perbankan, consumer goods, sena pariwisata menopang pertumbuhan bisnis sewa kendaraan pada tahun ini. Khusus untuk sektor pariwisata, misalnya geliat aktivitas kunjungan wisata di Bali memicu bisnis sewa mobil menjamur di pulau tersebut. Akibatnya, situasi persaingan menjadi ketat dan melahir-kan fenomena persaingan tariff. Yuliana Wijaya, Kepala Cabang Trac-Astra Rent a Car Bali mengakui kompetisi bisnis sewa mobil di wilayah ini semakin ketat, di tengah pulihnya pariwisata Ball. "Persaingan semakin keras. Namun, kami tetap optimistis ke depan. Basis utama kami adalah pasar fleet [perusahaan! dan harian. Untuk pasar harian, permintaan sangat bergantung pada musim liburan wisatawan," katanya.
Temukan Lebih Banyak Lagi Info Terkait Seputar :