Di sejumlah pusat perbelanjaan yang menyediakan parkir motor, lahannya terlalu sempit sehingga mesti berdesak-desakan. Risiko berdesak-desakan ini, salah satunya, membuat cat sepeda motor lecet parah
Berdasarkan pantauan terdapat sedikitnya tujuh pusat perbelanjaan Jakarta yang memiliki parkir motor kurang luas atau, kadang, kurang nyaman. Misalnya Sarinah Thamrin. Sepeda motor dikandangkan di pojok belakang kompleks pertokoan itu, sekitar 150 meter ke pelataran pertokoan. Tidak hanya jauh, tapi juga bau karena berdempetan dengan dua bak truk sampah.
Roxi dan Mangga Dua memiliki masalah yang sama dengan Ambassador: kelebihan muatan. Akibatnya motor harus diparkir nyaris tanpa jarak satu sama lain.Pertokoan lain memiliki masalah sempitnya lahan parkir. Misalnya Setiabudi Building dan Ratu Plaza. Luas lahannya hanya sekitar 5x20 meter, sehingga puluhan motor harus berjejal.
Setiabudi Building lebih parah karena jalur di parkiran tidak memiliki putaran. Sehingga motor yang tidak mendapat ruang kosong untuk parkir harus mundur untuk keluar. Kalau pun dapat, lagi-lagi, harus berjalan lumayan jauh ke pintu masuk karena parkiran terletak di pojok pertokoan.Tapi tidak selamanya motor jadi anak tiri. Mal Grand Indonesia menempatkan motor di posisi yang lumayan terhormat. Berlokasi di basement tingkat dua, parkiran motor di sini cukup luas.
Hampir tidak pernah kesulitan mendapat parkiran di sini, bahkan di waktu kunjungan puncak di malam Ahad. Juga dilengkapi pendingin udara dan sistem exhaust yang mumpuni. Tidak terasa pengap atau pun bau asap knalpot di sana.Seorang pengunjung bahkan rela memarkirkan kuda besinya di Grand Indonesia dan berjalan lebih dari 400 meter ke tujuannya di Plaza Indonesia, yang tidak memiliki lahan parkir. "Daripada harus di parkir liar, (pengelola) tidak jelas dan motor dijejal-jejalin
No comments:
Post a Comment