Apakah kesibukan orangtua merupakan satu-satunya alasan anak memilih baby sitter atau pembantu sebagai tempat menggantungkan diri?
"Sebenarnya kedekatan anak pada baby sitter atau pembantu bukan karena faktor intensitas kebersamaan. Sebab, penekanan pada kedekatan tersebut lebih banyak pada siapa yang memenuhi kebutuhan anak,
Jika seorang baby sitter lebih banyak waktu bersama anak, daripada seorang ibu, bisa jadi anak akan lebih dekat dengan baby sitter-nya. Itu karena, secara otomatis kebutuhan-kebutuhan anak sebagian besar akan dipenuhi baby sitter. Faktor pemenuhan kebutuhan itulah yang menjadikan anak lengket pada baby sitter. Jadi kedekatan itu bukan karena sering bersama tapi karena pemenuhan kebutuhan anak.Selain kebutuhan fisik seperti kebutuhan susu, digendong, makan, dan sebagainya anak juga membutuhkan kelekatan secara emosional. Misalnya ditemani, didengarkan, diajak bermain, dicintai, dimengerti, dan sebagainya.
"Jika kebutuhan emosional ini juga lebih banyak dipenuhi baby sitter, tentu saja anak akan memilih baby sitter-nya ketimbang sang ibu
Akhirnya anak akan menjadi lebih senang curhat pada baby sitter, lebih senang didongengi baby sitter, lebih senang mandi, makan, serta meminta tolong lainnya pada baby sitter. Jika sudah begitu, perlu instropeksi dari ibu tentang cara komunikasi dengan anak.
Penyebab kelekatan anak pada baby sitter lainnya adalah cara membujuk yang salah dari baby sitter. Pada kasus ini, anak lebih lengket dengan dia karena pembentukan persepsi yang salah. Misalnya karena pembantu atau baby sitter mengancam akan memanggil polisi jika anak tidak mau mandi, memanggil dokter jika tak mau makan, dan sebagainya.Akhirnya, anak merasa jika dia dekat dengan baby sitter-nya maka ancaman-ancaman itu pasti tidak akan dialaminya. Sehingga pada kasus ini, ibu harus lebih ekstra usaha dalam mengubah persepsi anak dan kembali menjadi obyek kelekatan bagi anak
Temukan Lebih banyak lagi Informasi seputar