Tuesday, 24 August 2010

Busi Panas Vs Busi Dingin

Busi merupakan salah satu bagian dari sebuah sistem pengapian motor yang berfungsi untuk menghasilkan energi percikan bunga api dan kemudian digunakan untuk membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam silinder pada akhir langkah kompresi pada sebuah siklus mesin.
Pemakaian busi yang tepat pada mesin sepeda motor akan memberikan performa mesin yang lebih baik, walaupun dalam pemakaiannya kita masih harus memperhatikan beberapa faktor lain seperti kondisi suhu lingkungan tempat mesin atau sepeda motor berada, ukuran kapasitas silinder dan besarnya perbandingan kompresi dan tekanan kompresi.

busi_panas_dingin

Agar bisa menentukan penggunaan busi yang tepat pada sepeda motor, tentu kita harus tau apa itu busi panas dan busi dingin.

Busi Panas adalah busi yang memiliki kemampuan menyerap serta melepas panas kepada sistem pendinginan lebih lambat dari pada busi standarnya.  Busi panas bekerja pada temperatur ruang bakar yang tinggi, namun apabila temperatur ruang bakar mencapai atau melebihi 850 derajad celcius, maka akan terjadi proses pre-ignition, dimana bahan bakar akan menyala dengan sendirinya sebelum busi memercikkan bunga api.
Pre-ignition ini adalah proses yang tidak diharapkan dalam proses terjadinya pembakaran pada mesin yang dikategorikan sebagai ”spark engine” atau mesin dengan penyalaan busi.   Kondisi terjadinya pre-ignition ini bisa dikatakan terjadi over heating (pemanasan extrem) dan berpotensi merusak kinerja dari piston, connecting rod serta kerusakan pada crankshaft.  Ciri busi yang terjadi pre-ignition adalah warna tampak putih pucat.

Busi Dingin adalah busi yang memiliki kemampuan menyerap serta melepas panas kepada sistem pendinginan lebih cepat dari pada busi standarnya.  Busi dingin ini akan bekerja pada temperatur ruang bakar yang lebih rendah, namun apabila temperatur ruang bakar terlalu rendah hingga dibawah 400 derajad celcius, maka akan terjadi proses ”carbon fouling” dimana bahan bakar tidak mampu terbakar habis sehingga bahan bakar yang tidak terbakar habis tersebut akan menumpuk pada busi.  Apabila suhu ruang bakar ternyata semakin rendah maka akan tejadi ”mis fire” atau ketidakmampuan membakar bahan bakar akibat suhu ruang bakar yang tidak ideal.


Penumpukan endapan karbon (carbon fouling) ini semakin lama akan menyebabkan tumpukan kerak karbon yang mengeras, dan akibatnya menjadi sumber panas kedua setelah busi yang kemudian menyebabkan gejala ”detonasi” atau ledakan kedua setelah busi memercikkan bunga api.  Gejala detonasi ini adalah proses yang juga tidak diharapkan dalam proses terjadinya pembakaran untuk mesin ”spark engine”.  Detonasi dapat menyebabkan kerusakan pada piston.  Ciri busi yang terjadi carbon fouling adalah hitam kering dan ini dapat mempercepat umur pakai busi.




Oleh sebab masalah-masalah diatas, maka perlunya memilih tingkat panas busi yang sesuai dengan sepeda motor Anda.  Penentuan tingkat panas busi dipengaruhi oleh beberapa faktor.  Faktor-faktor yang paling dominan dalam memilih tingkat panas busi adalah :

Suhu lingkungan tempat mesin atau sepeda motor berada.  Untuk daerah dengan cuaca iklim yang lebih dingin, seperti daerah pegunungan, dataran tinggi. Maka direkomendasikan pemasangan tingkat panas busi yang lebih panas.  Pemasangan menggunakan busi dingin akan menyebabkan terjadinya carbon fouling (penumpukan karbon).  Akibatnya mesin akan susah hidup.
Kebalikan untuk daerah dengan cuaca iklim lebih panas, seperti dataran rendah, perkotaan dengan tingkat populasi tinggi, maka direkomendasikan menggunakan tingkat panas busi yang lebih dingin.  Kenapa begitu? Karena pada kondisi daerah semacam itu, pegunaaan busi panas akan menyebabkan terjadinya pre-ignition (pembakaran dini).  Akibatnya part mesin akan lebih cepat aus.

Besarnya kapasitas silinder. Untuk mesin dengan kapasitas silinder lebih besar (>180 cc) direkomendasikan menggunakan tingkat panas busi yang lebih dingin.  Pemasangan busi panas akan menyebabkan pre-ignition dan over heating.  Sedangkan untuk mesin dengan kapasitas yang lebih kecil (<180cc) disarankan menggunakan busi standar (NGK angka 7 dan Denso angka 22)

Besarnya perbandingan kompresi dan tekanan kompresi.  Mesin dengan desain yang memiliki rasio kompresi tinggi (CR> 10,5:1) dan tekanan kompresi tinggi (>1700kPa) direkomendasikan menggunakan busi type dingin.

Desain high performance engine atau Mesin yang dirancang untuk motor balap atau motor dengan high performance engine sangat direkomendasikan menggunakan busi dingin.  Pemakaian busi panas akan menyebabkan pre-ignition, detonasi berat yang menyebabkan kerusakan serius pada katub, piston, connecting rod dan crankshaft.  Contoh motor Honda CS1 type busi dingin U24ESR9, bila motor di bore up hingga 150cc type race maka busi diganti dengan busi yang lebih dingin U27ESR9.


sumber HKUracing

temukan artikel lainya  Dsini

No comments:

Post a Comment