Meski diam-diam, YMKI mempersilahkan untuk mencicipi sport bertampang garang ini untuk pertama kalinya di Sentul International Karting Circuit (SIKC). Tepatnya sehari setelah launching Honda New Mega Pro ditempat yang sama (11/8). Ayo gas pol!
Desain
Sabar, jangan main gas pol. Sebelum main gas sebaiknya foreplay dulu. Caranya? Kita pelototin satu persatu desainnya. Sekilas mengingatkan pada moge Yamaha FZ6, desain tanki, head lamp dan spidometernya yang terpisah tapi tetap seirama, serta bentuk buntutnya yang tak jauh berbeda. Jadi seperti Yamaha FZ6 yang dikecilin.
Dari sini saja bisa terlihat kalau Yamaha Byson memang sangat stylist. “Kita memang buat semuanya terlihat gambot dan berotot,” buka Paulus Sugih Firmanto, GM Promotion and Motorsport YMKI. Desain bodynya yang gambot ini diimbangi dengan pemilihan kaki-kaki yang istimewa. Jujur, ini akan bikin bingung pengendara yang suka modifikasi.
Bila umumnya setelah beli motor sport langsung ganti pelek dan ban yang lebih lebar, Yamaha Byson sudah pakai pelek lebar dan ban tubelees ukuran 100/80-17 di depan dan 120/70-17 di belakang. “Ban belakang bisa digedein lagi sampai ukuran 140,” jelas Mohamad Abidin, Manager Technical Department Service Division PT YMKI.
Uniknya lagi, tutup rantai belakang yang dibuat menyatu dengan spatbor kolong juga didesain layaknya swing arm moge. Hasilnya, swing arm standar Byson terlihat lebih kekar, seirama dengan sokbraker dengan dengan diameter 41 mm. Rasanya ini adalah diameter sokbraker depan motor sport lokal yang paling besar di pasaran. Dan uniknya lagi, desain knalpot Byson dibuat layaknya moge, Gambot cuy!
Fitur Dan Teknologi
Seperti New Honda Mega Pro, Byson juga dibekali mesin 150cc yang secara spesifikasi, power keduanya setara. Yaitu sama-sama 10,1 kW atau sekitar 13,5 dk. Bedanya, power puncak Byson bisa diraih diputaran mesin yang lebih rendah yaitu di 7500 rpm, sedang Mega Pro di 8500 rpm. Tapi torsinya, Byson unggul dengan 13,6 Nm sedang Mega Pro 12,8 Nm. Data ini diambil dari data spesifikasi yang dikeluarkan kedua pabrikan.
Secara teknologi, mesin Byson ini sebenarnya mengambil platform dari Yamaha Vixion. Bisa dilihat dari bentuk cover gear boxnya yang mirip-mirip dengan Vixion dan Jupiter MX. Bedanya, Byson dibangun tanpa radiator, injeksi bahan bakar dan hanya menggunakan 2 klep saja.
Mesin Byson berkarakter over square mengusung diameter piston 58mm dan panjang langkah 57,9mm. Kompresinya tak terlalu tinggi, hanya 9,5:1 yang artinya aman mengkonsumsi premium. Sedang karburator yang dipakai adalah Mikuni 26 tipe vakum yang sudah dilengkapi dengan Throttle Position Sensor. Dan terakhir, knalpotnya pun sudah dilengkapi dengan catalytic converter agar lolos EURO 2.
Performa
Mesin mudah dihidupkan dengan kick starter. Ternyata terasa ringan karena sudah mengadopsi dekompresi. Dan uniknya ada suara siulan kecil layaknya moge. “Suara itu berasal dari engine balancer, sengaja dibuat suara itu agar terasa sensasi moge nya,” ungkap Mohamad Abidin.
Bicara performa, cukup heran juga. Byson tetap ringan melaju meski mesinnya hanya 150cc dan harus membawa body dan kaki-kaki gambot. Tenaganya pun mulai terasa menghentak di 4500 rpm. Saat keluar tikungan tak ada jeda saat akan melaju kembali. Meski harus diakui tak seresponsif kakaknya, Vixion. Sayangnya, sirkuit karting Sentul tak terlalu panjang top speed tak bisa di dapat.
Handling
Saat duduk di joknya yang empuk, terlihat jelas bentuk stang bergaya fat bar layaknya moge. Panjangnya pun mencapai 727 mm, penyuka gaya turing gak perlu lagi repot-repot ganti stang baplang. Stang lebar ini juga membuat pengendaranya terlihat lebih gagah di atas Byson.
Bicara menikung di Sentul kecil, tak ada keraguan lagi. Ban lebarnya memberikan andil besar menyumbang kestabilan. Mau rebah sampai footstep tergasak aspal pun tak jadi masalah. Suspensinya juga tetap mantap meredam getaran. Terbukti ketika Yamaha menyiapkan beberapa handicap berupa balok kayu, tetap empuk!
Mungkin satu kekurangan Byson hanya belum pakai disk brake belakang. Tapi hal ini diakui hanya secara tampilan saja, bila berpegang pada fungsi teromol di roda belakang sudah cukup pakem menghentikan laju Byson. “Kalau dipaksa pakai disk brake belakang harganya bisa bertambah Rp 700 ribu sampai 1 jutaan,” prediksi Paulus.
Mesin mudah dihidupkan dengan kick starter. Ternyata terasa ringan karena sudah mengadopsi dekompresi. Dan uniknya ada suara siulan kecil layaknya moge. “Suara itu berasal dari engine balancer, sengaja dibuat suara itu agar terasa sensasi moge nya,” ungkap Mohamad Abidin.
Bicara performa, cukup heran juga. Byson tetap ringan melaju meski mesinnya hanya 150cc dan harus membawa body dan kaki-kaki gambot. Tenaganya pun mulai terasa menghentak di 4500 rpm. Saat keluar tikungan tak ada jeda saat akan melaju kembali. Meski harus diakui tak seresponsif kakaknya, Vixion. Sayangnya, sirkuit karting Sentul tak terlalu panjang top speed tak bisa di dapat.
Handling
Saat duduk di joknya yang empuk, terlihat jelas bentuk stang bergaya fat bar layaknya moge. Panjangnya pun mencapai 727 mm, penyuka gaya turing gak perlu lagi repot-repot ganti stang baplang. Stang lebar ini juga membuat pengendaranya terlihat lebih gagah di atas Byson.
Bicara menikung di Sentul kecil, tak ada keraguan lagi. Ban lebarnya memberikan andil besar menyumbang kestabilan. Mau rebah sampai footstep tergasak aspal pun tak jadi masalah. Suspensinya juga tetap mantap meredam getaran. Terbukti ketika Yamaha menyiapkan beberapa handicap berupa balok kayu, tetap empuk!
Mungkin satu kekurangan Byson hanya belum pakai disk brake belakang. Tapi hal ini diakui hanya secara tampilan saja, bila berpegang pada fungsi teromol di roda belakang sudah cukup pakem menghentikan laju Byson. “Kalau dipaksa pakai disk brake belakang harganya bisa bertambah Rp 700 ribu sampai 1 jutaan,” prediksi Paulus.
sumber : otomotifnet.com
Busrut...
ReplyDeletenih motor...bikin gw ngiler aja..kalo begitu gw jual juga nih tiger gw buat nombokin....buat nggaet si byson....kira2 laku berapa yaa tiger 2005..????