Wednesday, 19 January 2011

Mengenal Silsilah Suzuki Spin

Suzuki punya varian matik pertama dengan meluncurkan Spin 125 pada Agustus 2006. Motor transmisi CVT itu dilauncing di pabrik perakitan Suzuki di Tambun, Bekasi. Persis satu minggu setelah Honda Vario nongol.


"Diluncurkan lantaran melihat pasar skubek yang punya banyak peminat dan terus berkembang," sebut Hariadi, 2W Marketing Service, PT.Suzuki Ondomobil Motor.
Suzuki Spin 125 memang masih satu kerabat Step yang produksi Thailand. Perbedaannya ada pada lampu utama Step otomatis langsung aktif begitu mesin hidup. Sementara Spin 125 tidak.
Meski meluncur belakangan, tapi unggul di kapasitas mesin. Saat itu dijual Rp 10,7 juta. Sementara rivalnya 110 cc dan 115 cc.
Berikut gambaran jika mau beli Spin 125 bekas.

GENERASI AWAL
Ada dua versi ditawarkan saat pertama diluncurkan. Spin 125 dan Spin 125R yang menggunakan pelek jari-jari. Perbedaan keduannya hanya di beberapa part, warna dan peruntukkan.


Tampil dengan warna kasual atau satu kelir ngejar segmen wanita. Sedang Spin 125R berkelir bodI dan jok two tone alias dua warna cermin tampilan sporty dan berbau racing. Pas dipakai buat cowok atau kaum batangan.
Bentuk sein dan lampu belakang memang sama. Tapi begitu diamati, keduanya tampil beda. Mika lampu belakang Spin 125 tampak lebih bening, sedang Spin 125R bernuansa smoke.
Warna bodi di bawah jok juga membedakan keduanya. Hitam untuk Spin 125 dan abu-abu buat Spin 125R. Kaliper rem dibedakan gold dan hitam (Spin 125), sampai anak kunci pun untuk Spin 125R terlihat lebih eksklusif. Harga pasaran seken untuk tipe ini ada di kisaran Rp 4,5 - Rp 5 jutaan.
SPIN 125SR
Beberapa bulan setelah resmi diluncurkan, Spin 125 sudah dilengkapi pelek casting atau palang. "Label generasi Spin 125 dengan pelek palang ini adalah Spin 125SR, tampilan warna masih bertahan two tone," ujar Debby Tri Astetika, ketua Suzuki Matic Indonesia. Harga second sekarang berkisar Rp 5,5 jutaan.

SPIN 125 NIGHT RIDER
Varian Spin 125 Night Rider (Spin 125NR) diluncurkan sekitar Agustus 2007. Ini merupakan strategi pabrikan Suzuki menampilkan beberapa line up andalannya dengan label Suzuki Night Rider.
Lebih mewah lantaran bermain paduan warna hitam polos dan gold. "Detail untuk model NR tidak ada perbedaan. Lebih kepada warna yang terlihat lebih eksklusif," terang Debby lagi.


Harga bekas Rp 5 - Rp 6 jutaan. Ini harga untuk Jakarta dan langsung beli dari pemilik bukan lewat pedagang.

NEW SPIN 125
Meskipun hanya ubahan minor, awal 2008 tampilan Spin 125 mulai berubah. Yakni pada desain cover lampu yang berlekuk. "Model mika lampu juga beda. Sekarang lebih aerodinamis," jelas Hariadi 2W Marketing Service, PT Suzuki Indomobil Motor (SIM).
Grafis tribal jadi andalan Spin 125 SR  baru yang memang menyasar cita rasa cowok sejati. Sementara untuk cewek, warna dipilih serta motif bunga yang mencirikan aroma feminin tapi tetap energik dan dinamis.


Pada tipe ini leher knalpot sudah diganti pakai material lebih kuat. Model teromol juga sudah lain. Spin 125 lama jumlah gigi as 18, sedang Spin 125 baru 20 gigi.
"Jadi, teromol Spin 125 lama dan Spin 125 baru tidak bisa saling tukar karena model as-nya beda," jelas Debby sambil menambahkan kalau teromol Spin 125 baru bisa diipakai untuk Skywave dan Skydrive.

Harga bekas Spin 125SR 2009 sekitar Rp 7 - Rp 8 jutaan. Lumayan menarik, tapi tergantung lokasi juga

Keihin PE 28 Masih Kurang? Pilih Yang Sudah Custom Aja!

mumnya pada motor yang dapur pacunya dibore-up ‘gila-gilaan’ butuh pasokan campuran gas yang lebih banyak. Apalagi bila saluran masuk serta diameter klep ikut diperbesar.
Nah, mencukupi kebutuhan itu, biasanya mekanik menganjurkan agar ganti karburator yang diameter venturinya besar guna mendapatkan hasil lebih maksimal. Mulai ukuran 28 mm ke atas.
Kalau untuk ukuran 28 mm aja sih masih ada pilihan murah meriah dan merakyat, yaitu Keihin PE28. Banderolnya sekitar Rp 500 - 550 ribuan.

Tapi di atas diameter segitu, mesti lirik tipe atau merek lain kayak Mikuni TM 32 atau 34, PWK dan sebagainya yang harganya tidak murah. Untuk TM Sudco saja barunya sekitar Rp 2 jutaan, wekwekwek..!

“Bisa saja sih pakai PE28, trus di-reamer lagi jadi lebih gede. Tapi biasanya yang direamer sendiri untuk nyetting-nya kadang suka agak susah. Sehingga hasilnya jadi kurang maksimal,” aku Said, bos MJ Motor di kawasan Jl. Sultan Iskandarmuda, Arteri Pondok Indah, Jaksel. Makanya Said dulu coba beralih menggunakan merek Koso yang harganya cukup bersahabat.Tapi belakangan ia nemu karbutor spesial dengan harga tidak menguras isi dompet tapi hasil boleh bejaban dengan karburator mahal. Yakni Keihin PE28 hasil custom dari negeri Gajah Putih, Thailand. “PE28-nya sudah di-reamer venturinya jadi lebih besar. Tapi bukan reamer-an sini (dalam negeri), melainkan dari Thailand pakai mesin bubut CNC,” beber Said.

Menurut pria yang bengkelnya jadi basis pembesut motor India merek Bajaj ini, hasil reamer-an karbu PE28 custom tersebut lebih presisi. Sehingga untuk nyetting-nya sangat mudah. “Harganya juga tidak terlampau mahal. Untuk yang venturi 32 mm saja gue jual sekitar Rp 950 ribu,” bilangnya.Dari beberapa kali menerapkan PE28 custom tersebut di motor konsumennya, pemilik motor kata Said mengaku puas dengan hasil yang dicapai. Selain baderolnya tidak begitu mahal, jeroan karburator ini paling mudah ditemui di pasaran.

Masih kata Said, selain diameter venturi yang diperbesar, ukuran spuyernya juga sudah gede. “Dalam paket venturi 32 mm, ukuran main jet-nya 152 dengan pilot jet 42. Sementara diameter skep sama, namun ada bagian skep yang disesuaikan dengan pembesaran venturinya itu,” terang Said yang sudah menerapkannya di beberapa Pulsar bore-up.

Oh iya, tapi jangan heran ya kalau mendapati pada beberapa bagian badan karburator terdapat semacam tambalan berwarna krem. “Itu memang begitu untuk memperkuat badan karburator yang di-reamer jadi lebih tipis,” jelas Nancy dari Mulia Motor Sport (MMS) di Jl. Hos Cokroaminoto, Kreo Batas, Ciledug, Tangrang yang juga menjual PE28 Custom dari Thailand ini.

Selain venturi 32 mm, Nancy bilang ada juga tersedia yang 30 mm dan 34 mm. “Untuk yang 30 mm kami lego Rp 800 ribu. Sementara yang 32 mm dan 34 mm Rp 1 juta,” tukasnya.
Tertarik sahabat motor bore-up gede?

Suzuki Luncurkan Skydrive Limited Edition

PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), diam-diam meluncurkan Suzuki Skydrive dengan desain striping baru ke pasaran. Skydrive baru ini tampil lebih sporty dengan nuansa biru-putih.Warna biru-putih ini mirip dengan Suzuki GSX600R, moge kebanggan Suzuki. Grafis model bendera start pada beberapa bagian juga makin menegaskan tema racing style yang diusungnya.


Skutik limited edition yang pernah dipamerkan di Jakarta Motorcycle Show

(JMs) 2010 lalu ini, kini sudah bisa dipesan. "Iya, ini special edition. Mulai dipasarkan bulan ini," ungkap Joko Utomo, 2W Marketing & Sales - 2W Head PT SIS.Secara keseluruhan memang tidak ada yang fitur yang berbeda atau ditambahkan dari versi regulernya. Meski begitu harganya dipastikan naik Rp 100 ribuan.

Di beberapa dealer Suzuki di Jakarta, Skydrive sporty edition ini ditawarkan dengan harga Rp 13,3 jutaan. Tertarik? buruan sambangi dealer Suzuki terdekat!Suzuki juga akan memberikan sentuhan racing pada beberapa modelnya. Untuk Suzuki Shogun Axelo akan ada versi Yoshimura dan khusus untuk Suzuki Spin ada Carbon Look versi Daytona. Tunggu bulan depan ya

First Ride Suzuki Shogun Axelo, Lincah dan Responsif

Yuk, langsung geber aja deh! Pertama kali duduk di atas joknya, feeling langsung teringat Shogun generasi sebelumnya. Secara ergonomi posisi duduk pengendara hampir tak ada yang berbeda.


Paling terasa hanya posisi stang yang lebih tinggi, artinya akan lebih santai pakai harian. Selain itu posisi badan otomatis jadi lebih sigap. Bicara stang, mata langsung tertuju pada panel speedometer barunya yang lebih simpel tapi tetap mudah dibaca.


Menjajal di tikungan patang-patah khas sirkuit Kenjeran, Suzuki Axelo tetap mudah dikendalikan. Lincah tapi tetap stabil di kecepatan tidak terlalu tinggi. Tiap tikungan dilibas hanya dengan gigi 2 dan 3.Tenaga saat keluar tikungan pun terasa resposif. Hasilnya saat bermanuver untuk masuk ke tikungan berikutnya, tenaga terasa ada terus. Eksplorasi tenaga makin menjadi saat mengajak Axelo ngebut di trek lurus sepanjang 5 kilometer.
Tarikan di putaran rendah terasa mengentak. Gigi 1 bisa mencapai 60 km/jam, masuk gigi 2 dan digeber full jarum spidmoter hampir mencapai angka 80 km/jam. Gigi 3-nya bisa mencapai 100 km/jam. Sedang top speed gigi 4 tembus sekitar 105 sampai 110 km/jam.
“Basis mesinnya masih sama seperti Shogun 125 terdahulu. Namun ada beberapa material yang diperbarui. Termasuk sistem transmisi diubah untuk pendapatkan efek perpindahan gigi yang lebih halus dan tidak mudah miss,” terang Hariadi, 2W Sales – Service & Outboard Assistant to Section head PT Suzuki Indomobil Sales.


Selain itu, pada sistem pengapian, CDI dirancang baru. Untuk komponen ini, PT SIS mengandalkan vendor dari Mitsubishi elektronik. Limiter pada Axelo terbaru dipatok pada putaran mesin yang lebih tinggi.

Ditambah ada anti­knocking-nya di putaran 9.800 rpm. Dilengkapi pula dengan throttle position switch di karbutor guna mendapatkan timing yang pas sesuai kondisi kerja mesin.  
Meski belum melakukan tes konsumsi bahan bakar, namun pihak PT SIS mengklaim konsumsi bahan bakar bebek yang dijual mulai Rp 13,8 jutaan ini bisa 1 liter : 46 km dalam kondisi pemakaian normal. Lumayan lah untuk ukuran bebek 125cc, responsif di putaran bawah tapi tetap lincah, desainnya pun cukup sporty. Rasanya cocok untuk diajak melibas kemacetan Ibukota!

Musik Eropa Bergaya Betawi

OrkesTanjidor sudah tumbuh sejak abad ke 19, berkembang di daerah pinggiran. Menurut beberapa keterangan, orkes itu berasal dari orkes yang semula dibina dalam lingkungan tuan-tuan tanah, seperti tuan tanah Citeureup, dekat Cibinong.

Pada umumnya alat musik pada orkes Tanjidor terdiri dari alat musik tiup seperti piston (cornet a piston), trombon, tenor, klarinet, bas, dilengkapi dengan alat musik pukul membran yang biasa disebut tambur atau genderang. Dengan peralatan tersebut cukup untuk mengiringi pawai atau mengarak pengantin.Untuk pergelaran terutama yang ditempat dan tidak bergerak alat-alatnya sering kali ditambah dengan alat gesek seperti tehyan, dan beberapa membranfon seperti rebana, bedug dan gendang, ditambah pula dengan beberapa alat perkusi seperti kecrek, kempul dan gong.




Sebagai kesenian rakyat, pendukung orkes Tanjidor terutama para petani di daerah pinggiran. Pada umumnya seniman Tanjidor tidak dapat rnengandalkan nafkahnya dari hasil yang diperoleh dari bidang seninya. Kebanyakan dari mereka hidup dari bercocok tanam, atau berdagang kecil-kecilan.
Oleh masyarakat pendukungnya Tanjidor biasa digunakan untuk memeriahkan hajatan seperti pernikahan, khitanan dan sebagainya, atau pesta-pesta umum seperti untuk merayakan ulang tahun Proklamasi Kemerdekaan. Sampai tahun lima puluhan rombongan-rombongan Tanjidor biasa mengadakan pertunjukan keliling, istilahnya "Ngamen". Pertunjukan keliling demikian itu terutama dilakukan pada waktu pesta Tahun Baru, baik Masehi maupun Imlek.Perlu dikemukakan, bahwa sesuai dengan perkembangan jaman dan selera masyarakat pendukungnya, Tanjidor dengan biasa pula membawakan lagu-lagu dangdut. Ada pula yang secara khusus membawakan lagu-lagu Sunda Pop yang dikenal dengan sebutan "Winingan tanji".