Selama  ini sudah menjadi rahasia umum bahwa turnamen yang berlangsung di Korea  selalu diwarnai keputusan yang menguntungkan pemain tuan rumah. Banyak  hakim garis yang membuat keputusan keliru demi memenangkan pemainnya.  Meski kini sudah ada usaha-usaha BWF untuk mengeliminasi keputusan  miring tersebut, tidak jarang pemain tamu merasa dikerjai habis.

Bahkan,  pada turnamen Korea Terbuka 2002, pemain-pemain Cina melakukan boikot  dengan tidak datang. Aksi ini sebagai balas dendam terhadap perlakuan  buruk yang diterima pemain Cina dalam cabang bulutangkis Asian Games  2002 Busan.
Untuk  mengurangi keputusan yang tidak adil itu, BWF pun harus cepat mengambil  keputusan, Bulutangkis termasuk olahraga yang menggunakan bola cepat.  Jadi, keputusan hakim garis bisa saja salah. Namun, dengan penggunaan  teknologi di  lapangan badminton, pasti banyak keuntungan yang bisa diperoleh
bukan  tidak mungkin bulutangkis akan menggunakan kemajuan teknologi sebagai  pembanding atas keputusan wasit. BWF mulai berpikir untuk menggunakan  teknologi mata elang atau hawk eye yang telah digunakan di kancah  turnamen grand slam tenis dunia. Di tenis, keputusan penjaga garis bisa  di-overruled jika ternyata tayangan ulang pertandingan menunjukkan hal  sebaliknya.Dengan teknologi ini, pemain diberi kesempatan untuk melihat  tayangan ulang jatuhnya shuttlecock (kok) jika keputusan hakim garis  diragukan pemain.
Rencananya  nanti akan dibicarakan penggunaan teknologi itu. Selain itu juga akan  diusulkan menggunakan hakim garis independen dalam pertandingan  semifinal dan final.
Kalau demi perbaikan, kenapa tidak segera dicoba?
Temukan lebih lengkap seputar  lapangan badminton berkhasiat
 
No comments:
Post a Comment