Showing posts with label yayasan kesehatan. Show all posts
Showing posts with label yayasan kesehatan. Show all posts

Friday 10 June 2011

Apa Yang Dimaksud Konsep Desa Siaga?


Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan secara mandiri dalam rangka mewujudkan desa sehat





Desa Siaga dapat dikatakan merekonstruksi atau membangun kembali berbagai upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM). Pengembangan Desa Siaga juga merupakan revitalisasi Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) sebagai pendekatan edukatif yang perlu dihidupkan kembali, dipertahankan, dan ditingkatkan.

Desa Siaga juga dapat merupakan pengembangan dari konsep Siap-Antar-Jaga, sehingga diharapkan pada gilirannya akan menjadi Desa Siaga dan selanjutnya Desa Sehat yang dilengkapi komponen- komponen yaitu dikembangkannya pelayanan yayasan kesehatan dasar dan UKBM,

Desa Siaga akan dapat terwujud apabila manajemen dalam pelaksanaan pengembangannya diselenggarakan secara paripurna oleh berbagai pihak (unit-unit kesehatan dan pemangku kepentingan lain yang terkait).


Temukan info lebih lengkap seputar yayasan kesehatan

Monday 6 June 2011

Rakyat Itu Butuh Jaminan Sosial Yang Layak


Hidup di negeri yang tanpa jaminan sosial sangatlah sulit. Jika sakit, jangan harap bisa langsung menikmati layanan yayasan kesehatan gratis. Bahkan, tak sedikit pula warga yang harus meregang nyawa karena tak mendapat pertolongan medis.

Ini menimpa pada dua pekerja hotel Grand Aquilla Bandung. Mereka meninggal karena tidak bisa mendapatkan pelayanan kesehatan karena tak mempunyai jaminan kesehatan,” beber anggota Komisi IX DPR Rieke Dyah Pitaloka. Lebih jauh, Rieke bukannya tidak tahu ada program jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas) ataupun program jaminan pemeliharaan kesehatan keluarga miskin (JPK Gakin) yang didengungkan pemerintah.




Tapi program-program itu bukan jaminan sosial, melainkan bantuan sosial. Sifatnya hanya charity. Tergantung kebijakannya. Mirip dengan program BLT (Bantuan Langsung Tunai, red),” kata Rieke.Sementara jaminan sosial, lanjut Rieke, bersifat terus-menerus, tidak diskriminatif dan tidak ada pembatasan. Merujuk pada konstitusi, jaminan sosial ini terdiri dari jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan, jaminan pensiun dan jaminan kematian.

“Siapapun yang sakit, baik itu orang miskin atau orang kaya, berhak mendapat jaminan kesehatan. Itu baru yang namanya jaminan sosial.”

Lantaran sifatnya yang tak berlaku ke semua lapisan masyarakat, banyak warga yang ‘mengakali’ untuk mendapatkan bantuan kesehatan. Tak sedikit yang berpura-pura menjadi warga miskin. “Istilahnya, ‘Sadikin’. Sakit Jadi Miskin,” seloroh Rieke.

Temukan info lebih lengkap seputar yayasan kesehatan

Tuesday 31 May 2011

Perkampungan Di Papua Di Fokuskan Untuk Pusat Kesehatan


DIRJEN Bina Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Budihardja menekankan, basis tumpuan kegiatan pembangunan kesehatan di Tanah Papua akan diarahkan di perkampungan. Namun, dia menambahkan, mengingat di beberapa wilayah Papua, masyarakatnya tersebar secara sporadis, mutlak dibutuhkan kerjasama dengan Pemda agar program pembangunan yayasan kesehatan bisa berhasil baik.


 


"Melalui layanan Team Mobile Clinic (TMC) sebelumnya, kita berhasil mendekatkan masyarakat yang hidupnya sporadis. Kita harapkan, penduduk yang sudah berkumpul diperkuat lewat program Respek Pemda Papua bersama petugas kesehatan kita membangun perkampungan masyarakat," kata Budihardja dalam Pertemuan Pusat dan Daerah Program percepatan Pembangunan Bidang Kesehatan di Tanah Papua (P2KTP) di Jayapura, baru-baru ini.

Budiharja berharap seluruh gerak pembangunan kesehatan di Papua dilakukan melibatkan partisipasi masyarakat setempat. Apapun terobosan tanpa keterlibatan dan partisipasi masyarakat tidak memberikan hasil optimal. "Kita bisa membuat terobosan, tapi pemecahan permasalahan ada di tanganmasyarakat Papua sendiri. Karena itu, program kesehatan mesti masuk dalam relung kebijakan Pemerintah Daerah," Imbuhnya.

Diajuga mengungkapkan persoalan khusus pembangunan kesehatan Papua yang mesti menghadapi medan geografis berat ditambah upaya menanggulangi penyakit malaria, HIV/AIDS dan tingginya kematian tingkat kematian ibu dan anak..Secara khusus, Budiraharja memuji program "Respek" yang digulirkan Gubernur Bamabas Suebu terkait kebijakan pemberian bantuan Rp 100 juta setiap kampung . untuk pembangunan masyarakat lokal.

Temukan info lebih lengkap seputar yayasan kesehatan

Wednesday 25 May 2011

Profesi Bidan Di Indonesia Sangat Miris Sekali


Berbahagialah ibu hamil yang tinggal di kota besar, sebab cukup banyak bidan yang beroperasi di sana. Asal tahu saja, 90 persen kelahiran di kota-kota besar lebih banyak ditangani bidan daripada dokter kandungan. Sebab, di samping tarifnya lebih murah, pendekatan yang dilakukan para bidan terhadap pasien biasanya lebih bersifat kekeluargaan ketimbang dokter.





Namun jangan salah, di daerah pedesaan, di mana peran bidan sangat dibutuhkan, jumlah mereka justru minim sekali. ”Di Papua misalnya, dalam empat desa hanya ada satu bidan. Padahal idealnya setiap desa harus ada satu bidan

Tidak heran kalau di sana para ibu hamil malas memeriksakan kandungan ke bidan. Bukan karena biayanya mahal atau bagaimana, namun transportasi menjadi kendala utama. ”Tarif periksa bidan di Puskesmas/ yayasan kesehatan desan cuma Rp1.000, tapi ongkos transpornya bisa Rp20.000

Padahal 80 persen penduduk Indonesia bermukim di sekitar 69.061 desa (Profil Kesehatan Indonesia 2000). Yang memprihatinkan, jumlah tenaga bidan di desa kian lama kian berkurang. Sejak diadakan program Bidan di Desa (BDD) tahun 1989, jumlah BDD justru terus menyusut. Dari 62.812 BDD di tahun 2000 menjadi 39.906 di tahun 2003. Hari ini ada sekitar 22.906 desa yang tidak lagi memiliki bidan.

Dengan kondisi ini dikhawatirkan masyarakat pedesaan harus merogoh kocek lebih dalam untuk mendapat akses pelayanan kesehatan. Namun yang jelas mereka akan kembali pada dukun bayi, pihak yang sejak dulu dipercaya sebagai penanganan prosedur kelahiran. Repotnya, masih banyak dukun bayi yang belum mahfum betul soal kebersihan, sehingga tak jarang kelahiran berakhir dengan kematian atau gangguan kesehatan pada bayi. Bagaimana Indonesia tidak kekurangan tenaga bidan kalau memang fasilitas yang diberikan pemerintah bagi profesi ini sangat minim sekali. Lulusan akademi kebidanan tidak bisa begitu saja diangkat menjadi pegawai negeri sehingga mereka harus melanjutkan kuliah lagi.
Sungguh Ironis

Temukan info lebih lengkap seputar yayasan kesehatan

Friday 6 May 2011

Pelayanan Kesehatan Di Indonesia Kadang Jauh Dari Kata "Memuaskan"

Pelayanan medik dasar merupakan kontak pertama pelayanan yayasan kesehatan di sarana kesehatan yang menjadi kebutuhan dasar manusia dalam mempertahankan dan meningkatkan kesehatan serta menanggulangi penyakit untuk kelangsungan hidup manusia. Di Indonesia saat ini terdapat hampir 53 jenis sarana kesehatan yang ada, namun belum semuanya tertata baik standar penyelenggaraan pelayanan dasar maupun proses pelaksanaan perijinannya.




Dalam upaya meningkatkan mutu perlu dilakukan pemantauan secara berkala terhadap aspek-aspek yang mempengaruhi kinerja sarana kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan serta bagaimana pembinaan yang dilakukan oleh institusi terkait.

Sesuai dengan keberadaan sarana kesehatannya, maka pemantauan aspek-aspek yang mempengaruhi mutu yankes ini bisa dilakukan oleh institusi terkait sesuai kewenangannya (eksternal) maupun oleh pihak institusi sarana kesehatan itu sendiri (internal).

Sampai saat ini upaya penigkatan mutu yang sudah dilakukan yaitu rumah sakit berupa akreditasi, puskesmas melalui stratifikasi  maupun penilaian kinerja puskesmas. Sedangkan untuk sarana pelayanan kesehatan dasar lainnya belum dilakukan secara maksimal.Untuk itulah perlu diupayakan bersama secara kontinyu, agar apa yang diharapkan bisa  menjadi acuan bagi peningkatan mutu penyelenggaraan pelayanan kesehatan medik dasar.

Temukan info lebih lengkap seputar yayasan kesehatan

Wednesday 27 April 2011

Kebijakan Jamkesmas Untuk Warga Miskin

Kesehatan adalah hak dan investasi, dan semua warga negara berhak atas kesehatannya termasuk masyarakat miskin. Masyarakat miskin kerap kali mendapatkan kesulitan dalam meminta haknya untuk mendapatkan pelayanan yang layak di berbagai bidang termasuk kesehatan.Oleh karenanya, diperlukan suatu sistem yang mengatur pelaksanaan bagi upaya pemenuhan hak warga negara untuk tetap hidup sehat, dengan mengutamakan pada pelayanan berupa yayasan kesehatan bagi masyarakat miskin.





Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) sejak tahun 2008 yang dilakukan antara lain dengan mengirimkan tagihan (klaim) langsung dari kas negara ke rumah sakit ternyata berhasil menghemat (mengefisienkan) uang negara sebesar Rp 1,464 trilyun. “Oleh karena itu program jaminan kesehatan untuk masyarakat miskin dan tidak mampu dengan sasaran 76,4 juta jiwa ini akan dilanjutkan

Dana Jamkesmas yang dikirim Depkes ke rumah-rumah sakit daerah yang melayani masyarakat miskin dan tidak mampu adalah dana bantuan sosial (Bansos), bukan pendapatan rumah sakit. Seharusnya dana Bansos itu digunakan langsung oleh rumah sakit untuk melayani masyarakat miskin dan tidak mampu. Jadi tidak benar bila Bansos dianggap sebagai pendapatan asli daerah

Kalau sampai ada warga miskin yang belum mendapat Jamkesmas, silahkan tuntut pemda dan bupatinya. Masak orang miskin ditelantarkan begitu saja, mereka itu kan dipilih oleh rakyat juga. Jadi nasib warga miskin juga harus diperhatikan.
Terlalu….

Temukan info lebih lengkap seputar yayasan kesehatan

Monday 28 March 2011

Pengobatan Yang Terasa Di Mahalkan

ONGKOS berobat semakin mahal. Kenaikan harga obatobatan kimia saat ini menambah beban biaya hidup masyarakat terutama golongan ekonomi lemah. Sementara fasilitas asuransi kesehatan dari pemerintah pusat maupun daerah belum sepenuhnya menjamin dan menjangkau pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.





Jangankan mendapat asuransi kesehatan, masih banyak dari masyarakat kita yang awam terhadap apa itu jamkesmas, jamkesda dan tetek bengek asuransi kesehatan lainnya. Minimnya sosialisasi mengenai jaminan asuransi kesehatan ke pelosok desa menjadi penyebab ketidaktahuan masyarakat. Ada pula masyarakat kita yang apatis dengan program pemerintah di bidang kesehatan itu, karena merasa pelayanannya ternyata tidak semanis seperti yang digembargemborkan.

Pemerintah juga mesti mengontrol harga obatobatan yang dijual dipasaran agar produsen, distributor maupun penjual tidak seenaknya menaikkan harga jual obat. Dan janji Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedianingsih yang akan mengontrol kenaikan harga obat jangan hanya pemanis dibibir saja. Mestinya pengawasan itu sudah dilakukan jauh hari sebelum produsen terlanjur menaikkan harga berbagai macam obat.
Hal lain yang tak kalah penting adalah bagaimana pemerintah berupaya mengubah paradigma selama ini bahwa rangkaian institusi kesehatan mulai dari yayasan kesehatan, pendidikan tenaga medis hingga bahan baku obath)tidak merupakan sesuatu yang sangat mahal. Karena jika ini masih berlaku, orientasi balas dendam tetap akan terjadi sehingga masyarakatlah yang harus menanggung biaya berobat yang amat mahal itu. Diakui atau tidak, yang terjadi sekarang seolaholah tak ada tugas sosial dibidang kesehatan. Sebaliknya profesi ini menjadi mesin uang. Realita ini tentu kontra produktif dengan kebiasaan masyarakat kita yang masih seperti dulu, lupa terhadap pribahasa "mencegah lebih baik ketimbang mengobati.

Temukan lebih banyak lagi info mengenai yayasan kesehatan

Monday 14 March 2011

Tips Cara Berobat Secara Efisien

Dalam keadaan sekarang ini hidup terasa semakin sulit. Segala hal menjadi mahal. Dulu, jika sakit, tinggal pergi ke dokter. Tapi sekarang ini banyak orang yang tidak bisa selalu menebus obatnya, jika pergi ke dokter.Sama seperti harga barang lain, harga obat pun ikut-ikutan terbang ke langit. Sementara upaya untuk mengobati diri sendiri pun bukan tanpa bahaya. Jika yang diobati sendiri bukan penyakit ringan, ongkos pengobatannya menjadi lebih besar.




Misalnya, jika harus dirawat di rumah sakit. Memang ada kondisi yang bisa diobati sendiri dengan obat warung. Tapi ada saatnya pula kapan harus ke dokter, serta bagaimana bersikap kritis dan rasional dalam penggunaan obat.

Berikut ini ada sepuluh panduan yang mungkin bisa dimanfaatkan agar lebih efisien dalam berobat.

1. Tidak semua keluhan sakit memerlukan obat.
2. Tidak semua obat menyembuhkan penyakit.
3. Tidak semua obat dalam resep harus diterima.
4. Mutu obat tidak ditentukan oleh harganya.
5. Kebanyakan obat bisa menimbulkan penyakit baru.
6. Pasien tetap punya hak bertanya.
7. Apotek tidak berhak menukar obat lain dari yang ditulis dokter.
8. Tidak semua obat harus dihabiskan.
9. Tidak setiap kali sakit perlu ke dokter kadan layanan yayasan kesehatan masyarakat pun bisa membantu
10. Banyak upaya untuk pencegahan bisa dilakukan.

Semua ancaman di sekitar kita tidak mungkin kita redam. Yang bisa dilakukan hanya membuat tubuh lebih kuat dengan menu bergizi, cukup beristirahat, dan olahraga untuk melawan semua ancaman itu. Jika tubuh terasa loyo, mungkin diperlukan vitamin C, E, dan mineral lebih banyak, selain buah dan sayur-sayuran.

Temukan lebih banyak informasi mengenai yayasan kesehatan