Wednesday 30 June 2010

Sosial Media Membunuh Iklan Klasik

Sosial Media, Pembunuh Konsep Iklan Klasik

Di tahun 1980, penggunaan media klasik untuk menanamkan brand awareness adalah hal yang efektif. Di tahun itu pengiklan banyak memasang produknya di Surat kabar, radio, TV/Cinema, poster/billboards, dan secara direct marketing.Kini, tren tersebut telah berubah. Lalu, media apa yang paling efektif untuk 'menancapkan kuku-kuku' sebuah brand di masyarakat? Sebut saja YouTube, facebook, twitter, Google, Yahoo!, aplikasi mobile, in-game advertising, dan masih banyak lagi. Serentetan media tersebut kini mulai banyak digunakan suatu perusahaan untuk memperluas pasar mereka.
Salah satu contoh perusahaan yang cukup sukses dengan penggunaan strategi sosial medianya adalah Dell. Perusahaan ini membuktikan bahwa Twitter dapat menjadi alat marketing yang ampuh. Dengan rajin menuliskan tweet (status), Dell sukses meraup penjualan luar biasa.Outlet Dell pun menggunakan Twitter untuk menginformasikan kabar terbaru, seperti penjualan, kupon dan diskon-diskon yang sedang digelar.
Dell memposting info-info khusus, sekaligus menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan konsumennya. Para konsumen berhasil digiring ke situs resmi Dell yang berujung dengan pembelian produk mereka. Bagi Dell, Twitter telah menjadi bagian dari operasional marketing perusahaan. Lebih dari 100 pekerja melakukan tweet kepada konsumen mereka masing-masing. Alhasil Dell memiliki 1,5 juta follower, dengan keuntungan akhir tahun mencapai sekitar Rp. 61 miliar.
Kenalilah Influencer Produk Anda
Pada suatu kasus, Nukman memberi contoh penggunaan twitter lebih efektif dari pasang iklan dimana-mana. Misalnya jika seorang konsumen bertanya kepada jurnalis yang ia follow di twitter, soal merek laptop apa yang cocok dengan dia. Seandainya sang jurnalis menyarankan merek A, pasti konsumen akan ter-persuasif dengan lebih yakin sebelum membelinya.
Nah, konsep-konsep strategi sosial media seperti ini, dirasa lebih efektif dari pemasangan produk iklan di TV, billboard atau media cetak.


Sumber : detikcom
Temukan semuanya tentang Bisnis & Pasang Iklan: Iklan & Jasa - Iklan Baris & Iklan Gratis – Indonesia

Thursday 24 June 2010

21,5 Juta Account Facebook,Peluang Pasang Iklan Terbuka Lebar

Awal April 2010 ini saya mencoba melihat data mutahir pengguna Facebook di Indonesia langsung ke halaman advertsing yang khusus disediakan bagi yang ingin pasang iklan di media sosial terbesar dunia tersebut. Mencengangkan! Per 5 April 2010, tercatat sekitar 21,5 juta akun Facebook yang berasal dari Indonesia! Angka yang luar biasa besar mengingat akhir tahun 2008 lalu, angkanya masih bertengger di 1,5 juta akun. Dalam 15 bulan, jumlah akun Facebook Indonesia meningkat 14 kali lipat. Selama rentang waktu itu, sedikitnya lahir sejuta akun baru Indonesia tiap bulan di Facebook!
Jangan remehkan angka-angka ini. Tidak ada satu pun situs web yang berhasil menjaring sedemikian banyak anggota (bukan sekadar pengguna) di Indonesia. Anggota adalah mereka yang dengan suka rela memberikan data dirinya selengkap mungkin dengan imbalan menggunakan jasanya. Sebaliknya, pengguna sama sekali tidak memberikan data diri apapun untuk menggunakan jasanya (misalnya menggunakan fasilitas mesin pencari Google dan membaca Detik.com).
Data diri selengkap mungkin yang secara suka rela diserahkan ke Facebook itu bukan hanya nama, akun email, tetapi juga latar belakang pendidikan, latar belakang pekerjaan, hobi, hingga jalinan pertemanan! Ini data-data yang sangat diinginkan oleh pemasar yang ingin pasang iklan di mana pun. Facebook adalah surga data bagi para pemasar.
Data di Facebook jauh amat kaya dibanding web apapun yang pernah ada, baik itu layanan web tradisional seperti penyedia akun email (Gmail dan Yahoo!), chat (YM dan GTalk), maupun jenis Web 2.0, seperti Twitter, Kaskus, Plurk, Koprol, Foursquare dan lain-lainnya

Sumber : virtual.co.id

Temukan semuanya tentang Bisnis & Pasang Iklan: Iklan & Jasa - Iklan Baris & Iklan Gratis – Indonesia

Apa Guna Online Jika Iklan Tak Terjangkau Oleh Konsumen

Apa Guna Online Jika Iklan Tak Terjangkau

Di era sekarang ini, tak memiliki website rasanya aneh, terutama jika target pasar kita adalah mereka yang berselancar di dunia maya setiap hari dan sedikitnya menghabiskan waktu dua jam per hari tersambung ke Internet. Tidak berlebihan jika jumlah situs web di Indonesia pun bertambah amat kencang. Kebanyakan perusahaan besar sudah memiliki situs korporat. Bahkan perusahaan menengah dan kecil pun kini sudah membangun eksistensi di dunia maya. Sayang, kebanyakan baru SETENGAH eksis.
Memang, beberapa marketer sudah melihat situs web korporat secara strategis, sehingga memperhitungkan semua faktor yang diperlukan untuk mengotimalkan situs web demi mencapai tujuan jangka pendek dan panjang perusahaan. Namun, tak sedikit marketer yang masih menekankan pada eksistensi. Yang penting punya web, informasi perusahaan dapat diakses di web. Perusahaan dapat dikontak melalui web.
Masih banyak yang beranggapan bahwa jika kita memiliki situs web, pengguna Internet akan menemukan kita dengan sendirinya jika kita melakukan berbagai upaya pemasaran, baik itu melalui iklan banner, email marketing, maupun social media. Ini terlihat dari budget yang semua di anggarkan untuk pasang iklan dan social media.
It’s not about JUST BEING Online, Its about being FOUND Online.
Maka, untuk jangka panjang, lengkapilah strategi eksistensi web kita dengan satu hal lagi: kemudahan untuk dicari. Caranya? Masukkan budget Search Engine Marketing (SEM) untuk konsep pemasaran pasang iklan dalam rencana tahun depan perusahaan.

Sumber : virtual.co.id

Temukan semuanya tentang Bisnis & Pasang Iklan: Iklan & Jasa - Iklan Baris & Iklan Gratis – Indonesia

Mengapa Googling Sebelum Membeli Barang?


Sudah menjadi pemahaman umum bahwa sebelum membeli sesuatu, pengguna Internet akan mencari informasi terlebih dulu di Internet via search engine seperti Google dan Yahoo!. Kira-kira 85 persen pengguna Internet di Indonesia melakukan aktivitas “googling” sebelum membeli barang di dunia nyata. Di luar negeri, angkanya sekitar 90 persen. Nah, yang menjadi pertanyaan kini adalah: apa yang mendorong mereka mencari informasi di jagad maya?
Tidak usah kaget: Mereka mencari informasi mengenai pasang iklan konvensional yang dulu sempad ngetrend. Itulah hasil analisa BIG Research’s Simultaneous Media Survey (SIMM 9) yang diselenggarakan olkeh the Retail Advertising and Marketing Association (RAMA) beberapa waktu lalu.
Konsumen mengaku bahwa mereka search ke Internet gara-gara:
1. Melihat iklan di majalah (47,2 persen)
2. Melihat iklan di koran (42,3 persen)
3. Nonton iklan di teve (42,8 persen)
4. Membaca artikel (43,7 persen)
Melihat analisa di atas, bisa disimpulkan bahwa pasang iklan konvensional dan online, jangan sampai lupa menjalankan strategi Search Engine Marketing sehingga ketika konsumen mencari informasi produk Anda di Internet, mereka mendapatkan dengan mudah, sehingga mempercepat keputusan mereka membeli produk.

 Sumber : virtual.co.id

Temukan semuanya tentang Bisnis & Pasang Iklan : Iklan & Jasa - Iklan Baris & Iklan Gratis – Indonesia

Koleksi Pribadi Airel Jadi Bahan Omongan Lho

Kabareskrim Mabes Polri, Komjen Pol Ito Sumardi, sudah menemui Luna Maya dan Ariel untuk mengklarifikasi perihal video porno mirip keduanya yang beredar di internet. Menurut Ito, video tersebut dibuat hanya untuk koleksi pribadi.
"Sejauh ini belum ada indikasi yang menunjukkan, berbuat itu untuk disebarluaskan, itu untuk koleksi pribadinya," jelas Ito saat dihubungi detikhot melalui telepon Sabtu (12/6/2010).
Menurut Ito, pihak Mabes Polri kini pun akan mulai fokus mencari tahu bagaimana koleksi pribadi ariel itu bisa sampai beredar di dunia maya. Untuk saat ini, titik terang mengenai penyebar video tersebut baru sampai diketahuinya IP Address di pelaku dan lokasi di mana video itu diposting.
"Dia memang sangat tidak berharap dilihat orang, dia menjadi korban," ujar Ito lagi.
Sebelumnya usai datang ke Mabes Polri, Jumat (11/6/2010) lalu, pengacara Ariel-Luna, O.C. Kaligis juga menegaskan kliennya hanyalah korban. Namun ia memilih no comment ketika ditanya keaslian video itu.
Saat diwawancara di Kabar Petang TV One, Sabtu (12/6/2010) ini, O.C. pun kembali menolak memberikan ketegasan mengenai keaslian video tersebut. "Masalah-masalah privacy tidak pernah dibuka di depan umum. Kalau saya bicara masalah pokoknya, akan dianggap menyebarluaskan. Kalau saya sekarang ngomong macam-macam, saya bisa masuk penjara," urainya.

Sumber : linkga-mg.blogspot.com

Temukan semuanya tentang Bisnis & Pasang Iklan: Iklan & Jasa - Iklan Baris & Iklan Gratis – Indonesia