Monday, 24 January 2011

Membuat Usaha Toko Helm

Setiap tahun pengguna sepeda motor di Jogja semakin mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Bertambahnya pendatang, baik yang menetap atau hanya tinggal sementara, menjadi salah satu faktor meningkatnya sepeda motor.Hal ini tentunya memberi konsekuensi terhadap semakin meningkatnya terjadinya kecelakaan sehingga salah satu sarana untuk mengurangi hal tersebut adalah diberlakukannya kewajiban untuk menggunakan helm sebagai perlengkapan berkendara.

Dengan uang Rp15 juta, memulai peluang usaha ini untuk membuat kios semi permanen dan membeli helm. Modal yang ada hanya cukup untuk menyediakan helm dengan beberapa jenis saja karena usaha penjualan helm termasuk  modal tinggi. Helm-helm ini diperoleh dari berbagai produsen merek helm di Jakarta. Akan tetapi dengan semakin banyaknya permintaan helm, sekarang banyak ditemui agen atau distributor-distributor helm di Jogja sehingga tidak perlu mengambil ke produsen di Jakarta.




Pada awalnya, untuk pedagang pemula harus mendatangi produsen/distributor untuk mengenalkan diri dan memberikan keterangan tempat usahanya. Pedagang diminta membayar kontan kepada produsen atau distributor untuk mendapatkan helm-helm tersebut.Setelah melihat perkembangan usaha dan tingkat kepercayaan mulai bagus, biasanya distributor mau melayani pembelian dengan cara pembayaran tempo. Hampir 70% ditributor menerapkan pembayaran tempo. Harga dari masing-masing agen bervariasi, pada item-item tertentu harga lebih mahal dari agen lainnya atau sebaliknya bisa lebih murah.

Peralatan dalam penjualan helm sebenarnya tidak banyak, hanya alat untuk membersihkan helm saat dipajang di rak karena terkena debu jalan. Kecuali untuk jasa perbaikan helm dan penggantian kaca helm, dibutuhkan alat-alat seperti tang, obeng, gunting, lem, pisau potong dan sejenisnya. Sedangkan untuk pengankutan dari gudang ke kios menggunakan mobil box.

Dalam penjualan, rata-rata omset per hari mencapai Rp3juta yang diperoleh 70% dari penjualan helm dan sisanya, 25%-30% dari servis dan penjualan pernik-pernilk perlengkapan berkendara lainnya.Dari omset tersebut, justru margin dari penjualan helm tidak lebih dari 10% sedangkan margin dari servis helm dan penjualan perlengkapan berkendara lainnya bisa mencapai margin 50%. Memang, biasanya masing-masing pedagang mempunyai produk-produk  helm unggulan dimana penjual lain tidak memiliki atau sulit mendapatkan.

Yamaha Lexam Bidik Segmen High Class

Yamaha Lexam tidak akan dijadikan volume maker seperti produk-produk Yamaha lainnya. Hal ini karena Yamaha Lexam lebih ditempatkan di segmen premium.


Bidikan PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) adalah para pengguna mobil yang ingin beralih menggunakan sepeda motor.Presiden YMKI Dyonisius Beti mengatakan target penjualan sepeda motor bebek otomatis ini  hanya 2.000 unit untuk satu bulan pertama. Di akhir tahun, Beti mematok angka 20.000 unit. Bandingkan dengan target untuk Yamaha Byson yang sudah mencapai 20.000 unit hingga akhir 2010. Padahal, Byson baru diluncurkan pasca Lebaran tahun lalu.

”Kami tidak tidak terlalu berharap penjualan Lexam setinggi  sepeda motor otomatis Yamaha lainnya, seperti Mio dan Xeon, atau bahkan di segmen sepeda motor sports. Yamaha Lexam lebih ditujukan untuk eksekutif yang ingin tampil beda. Segmennya premium,” terang Dyon.

Keterangan Dyon ini ditegaskan oleh GM Promotion & Motor Sport Division YMKI Paulus S Firmanto. Menurutnya, dengan kenaikan harga bahan bakar terutama Pertamax, apalagi ditambah mulai disosialisasikan pelarangan pemakaian Premium untuk mobil pribadi, diharapkan Lexam bisa menjadi solusi.
”Banyak spesifikasi teknis Lexam yang mengadopsi dari mobil, seperti penggunaan rem ketika berhenti seperti hand brake pada mobil. Mungkin saja Lexam bisa jadi solusi di tengah tingginya harga bahan bakar atau semakin macetnya kondisi jalanan,” tegas Paulus.

Soal bahan bakar, Paulus menegaskan Lexam lebih ekonomis untuk para pengguna mobil yang akan beralih ke sepeda motor.

Membuat Per Kopling Satria FU Jadi Lebih Responsif

Banyak per kopling racing yang beredar dipasaran dan biasanya produk tersebut menjadi incaran para bikers yang kurang puas dengan respon mesin motor mereka saat perpindahan gigi. Namun menurut Didi Nurhadi dari bengkel D2M Hasil Kebon di Jl. Kapin No.1 Kalimalang Jakarta-Timur, kinerja per kopling standar bisa dimaksimalkan dan hasilnya tak jauh beda dengan yang racing.


“Sebenernya pake per kopling standar bawaan Satria FU -150 juga bisa kinerjanya dibikin sama seperti per kopling racing,” jelas Didi.
Terus gimana caranya biar per kopling standar bisa kayak per kopling racing?
Untuk hal ini, Didi punya cara tersendiri biar tuh per kopling standar bisa kayak per kopling racing. Yang dilakukan adalah dengan menambahkan ring setebal 4.5 mm pada lubang per koplingnya. Dengan langkah ini menjadikan motor lebih responsive terutama saat perpindahan gigi. Menurut Didi, saat tuas kopling ditarik tetap terasa enteng tapi baliknya akan lebih cepat.
Hal senada juga dingkapa Lusep Sugiharto, kepala mekanik bengkel modifikasi Kanan Motor di Jl. Jagakarsa No.51 Jakarta Selatan. Menurutnya kalau dengan sistem penambahan ring pada lubang per kopling, motor akan terasa lebih responsive karena bisa meminimalisasi gejala slip pada kopling yang diakibatkan dari tekanan per yang bekerja lebih kuat dan cepat.


Namun menurut Lusep ada hal yang harus diperhatikan bagi biker yang berencana memasang sendiri ring tersebut,  “Yang harus diperhatikan adalah jarak maksimal kerja pegas saat menerima beban untuk menentukan ketebalan kopling. Hal ini untuk menghindari terjadinya gesekan kopling yang terus menerus karena salah memperhitungkan ukuran,” pungkasnya.

Kanibalisme Kampas Koling RGR Untuk Satria FU

Meningkatkan performa mesin Suzuki Satria FU150, sebaiknya diimbangi komponen pendukung lain agar hasil upgrade tak sia-sia. “Percuma saja bila mesin sudah sangar, tetapi transfer tenaga ke roda tak maksimal,” jelas Komar dari Jaya Speed (JS) di daerah Ciputat, Tangerang.

Paling krusial ada di rumah kopling yang kerap tak mampu menahan tenaga mesin yang sudah membengkak dari standar pabrik. Utamanya bagian kampas kopling yang cepat selip atau bahkan gosong. Ini lantaran kemampuan kampas tak sanggup meredam tenaga mesin saat akselerasi pertama.

SUZUKI RGR150R
Cara yang tak bisa ditolerir; mengganti kampas kopling dengan material berkemampuan tinggi. Pertanyaan lalu muncul, pakai produk apa karena produk aftermarket tak ada bahkan nyaris tak tersedia. Komar punya cara jitu dengan mencomot produk milik saudara tua.

Dari beberapa kali riset di arena balap dan harian, Komar mendeteksi produk kampas kopling Suzuki Satria FU150 yang setali tiga uang dengan Suzuki RGR150R keluaran lawas. “Meski motor produk lama, tetapi komponen orisinalnya mayoritas masih asli negeri Sakura,” bisik Komar seolah tak ingin terdengar.


Melongok fisik dan dimensinya memang nyaris serupa. Bahkan bisa dibilang plek-plekan. Makanya saat mengganti pun tak ada masalah sama sekali. Prosesnya sama dengan mengganti kampas kopling standar Satria FU (gbr.1).

“Tinggal buka bak penutup kopling dengan kunci T kemudian dilanjut membuka rumah kopling,” terang pria bertubuh kecil ini.

Saat rumah kopling sudah terurai tinggal comot kampas kopling yang mulai gosong dan gantikan dengan milik RGR150R (gbr. 2). Sepintas tak beda tetapi sebenarnya kekuatan material kampas yang tak bisa dibohongi.
Warna dan tekstur kampas langsung terlihat kesan heavy duty (gbr.3). Maklum RGR150R terlahir 150 cc dengan langkah 2-Tak yang notabene punya output tenaga lebih besar.

Harganya pun di atas banderol kampas kopling milik Satria FU150. Kampas kopling ori SGP (Suzuki Genuine Parts) dibanderol Rp 65 ribu per lembar. Bandingkan dengan kampas kopling Satria FU yang dijual Rp 50 ribu per lembar.

Bisa dicek dari nomor parts 21441-13A401 yang tertera di buku atau plastik kemasan. Usai pemasangan kampas anyar ke rumah kopling, kembalikan komponen lain sampai terpasang kembali dengan rapi (gbr.4).

Sunday, 23 January 2011

Liat Fitur Suzuki Axelo Yuk

 

Ya, setelah sekian tahun lamanya, akhirnya shogun kembali merubah tampilannya, menjadi lebih sporty.. katanya si terinspirasi dari moge GSX… !!! tak hanya tampang yang berubah pada “jendral” ini, tapi ada tambahan fitur dan teknologi baru.. !!! mari dirunut satu-satu.. :-)




CDI Mitsubishi, Axelo memiliki otak pengapian yang beda dengan produk sebelumnya. Pada Axelo menggunakan CDI buatan Mitsubishi berkode MGT208. Alasan penggunaan CDI ini karena bisa berkitir sampai 9800 rpm, lebih tinggi dari sebelumnya yang hanya mampu berkitir 9000 rpm.

Automatic Headlight On (AHO), Lampu depan Axelo akan langsung menyala saat mesin dihidupkan, jadi jangan coba-coba nyari saklar lampu, karena tak akan menemukannya. :-D


Fuel Tank Inlet (FTI), Pada tutup tangki bahan bakar dilengkapi dengan wadah penampung tumpahan bahan bakar yang kerap terjadi saat pengisian bahan bakar terlalu penuh. Dengan begitu FTI bisa membuang tumpahan ke tanah atau aspal.

Ornamen Karbon di Bodi, Pada bagian cover centerbone, cover penutup aki, dan bodi lubang kunci kontak diberi lapisan mirip karbon. Sekilas seperti stiker, tapi tidak bisa dilepas karena bodi asli.

Konsumsi BBM 1:46, Suzuki mengaku konsumsi BBM Axelo ini dapat menempuh jarak 46 km dengan 1 liter bahan bakar.

Filter Bensin, Suzuki menambahkan filter bensin tambahan di samping kanan bagasi bawah. Selain itu ada juga filter bensin tambahan di tangki bahan bakar ini. Tujuannya untuk mendapatkan bahan bakar yang bersih dari kotoran saat masuk ke karburator.

Standar Lebih Ramping, Standar tengah Axelo yang ramping ini bertujuan untuk mempermudah parkir di tempat yang sempit.

Kunci Kontak Berpelindung, bahasa kerennya Secure Key Shutter…Kunci Axelo memberikan rasa man lebih kepada pemiliknya. Lubang kunci kontak Axelo dilengkapi dengan pelindung. Untuk membukanya dibutugkan anak kunci bermaghnet.

Rangka Desain Baru, Rangka Axelo ini esainnya baru. Paling tampak pada baut pemegang mesin. Agar handling motor lebih mudah.

Pulsed Secondary Air Injection (PAIR), Teknologi ramah lingkungan yang sudah wajib ada di setiap motor anyar, seperti Axelo ini. PAIR adalah perangkat yang meminimkan emisi gas buang, memberikann udara bersih ke knalpot  untuk mengurangi hidrokarbon dan karbon monoksida yang ada dalam gas sisa pembakaran.

Bagasi 7 Liter, Axelo dilengkapi juga dengan bagasi luas di bawah jok, kapasitasnya 7 liter.

Inspirasi GSX, Tampang depan Axelo beda dengan motor Suzuki sebelumnya. Terutama bagian depan, dengan adanya lubang pada samping dalam lampu sein.